Cover Design Buku Suka Duka Juru Gambar dan Pekerja Konstruksi

 

Cover Depan Belakang

Cover Depan

Daftar isi

Judul : Suka Duka Juru Gambar & Pekerja Konstruksi

Penulis : Baswara

Tebal  : 428 Halaman




KATA PENGANTAR


Apa yang terbesit dalam pikiran anda saat mendengar seorang yang bekerja dalam pembangunan gedung nama seperti arsitek, teknisi sipil, dan tukang bangunan yang mengerjakannya? Suka Duka Juru Gambar & Pekerja Konstruksi ditulis untuk anda yang ingin mengetahui seluk beluk kisah perjuangan mereka dalam mendirikan suatu bangunan atau sarana prasarana umum yang nantinya bakal semua orang nikmati termasuk anda.

"Manusia dilahirkan dalam keadaan bebas; tapi dimana-mana ia terbelenggu. Yang satu mengira dirinya majikan yang lain, tapi tetap menjadi budak yang lebih terikat daripada mereka'' (Jean Jacques Rousseaus)
Setiap manusia sejak dilahirkan di dunia telah digariskan oleh Tuhan tiga perkara yaitu dimana dia akan dilahirkan, bagaimana dia akan memperoleh rizeki, dan dimana dia akan meninggal dunia. Menjadi seorang pekerja konstruksi merupakan takdir yang telah ditentukan Tuhan sebagai sumber pendapatan untuk menyambung hidup.

Dibalik bangunan indah dan gedung-gedung megah yang menghiasi pemandangan kota, ada tangan-tangan para pekerja konstruksi serta para juru gambar yang mengajarkan project bengunan gedung tersebut. Mungkin, sebagian orang menganggap bahwa pekerja konstruksi dan para juru gambar itu memiliki kehidupan dan pendapatan yang bisa mensejahterahkan keluarga. Hal itu memang betul tapi tidak semua dari mereka merasakan hal-hal manis dalam mengarungi asin garamnya dunia konstruksi.

Saat kita menempati suatu rumah, gedung, melewati jalan aspal, jembatan dan fasilitasi umum lainnya maka dengan nyaman kita merasakan serta menempati tempat atau melewati jalan dan jembatan tanpa ada rasa hawatir serta- perasaan was-was karena takut terjatuh atau mengalami kegagalan konstruksi (ambruk), Bangunan gedung dan konstruksi yang aman merupakan hasil analisis serta perhitungan yang matang dari pekerja konstruksi dan juru gambar antara keduanya tidak bisa terlepas dari suatu pembangunan peradaban manusia.

Bukankah ada yang menyatakan bahwa kemajuan suatu peradaban dapat dilihat dan ditelusuri dari kemajuan kemegahan bentuk bangunannya sebagai simbol bahwa peradaban itu maju, seperti halnya Ibu kota yang memiliki gedung-gedung pencakar langit bisa dikatakan sebagai kota maju pada masa modern, bahkan sejak zaman peradaban kuno suatu kemajuan peradaban manusia bisa ditelusuri dari peninggalan-peninggalan kemegahan bangunannya mislanya seperti Piramida Mesir, Kota Petra, Candi Borobuddur, dan masih banyak lagi bangunan-bangunan megah yang menunjukan peradaban manusia itu telah maju sejak dahulu, sudah bisa ditelusuri dalam sebuah catatan sejarah bahwa manusia mengenal teknologi bercocok tanam dan berternak sudah ada sejak generasi pertama manusia di bumi, serta manusia mengenal pakaian dan baca tulis sudah tercatat pada generasi keenam manusia setelah manusia pertama di dunia.

Penulis tidak akan membahas jauh mengenai peradaban masa lampau, hanya akan mengulas Kisah Suka Duka Juru Gambar & Pekerja Konstruksi terkhusus di Indonesia, bagaimana kisah perjuangan mereka akan penulis sajikan dalam Suka Duka Juru Gambar & Pekerja Konstruksi yang mudah-mudahan akan membuka pengetahuan baru pembaca. Akan tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak kekuarangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini.

Penulis, 20 April 2020


(A)

PERJUANGAN SEORANG JURU GAMBAR & SEORANG TEKNIK SIPIL

Perjuangan awal seorang juru gambar dan seorang teknik sipil sebelum mereka terjun di lapangan secara langsung mereka harus terlebih dahulu menghabiskan waktunya bergelut dengan dunia pelatihan di Universitas atau Sekolah Teknik. Semuanya tidak instan perlu waktu panjang untuk benar-benar menguasai ilmu yang berkaitan khusus dengan dunia konstruksi, siang malam mereka habiskan waktu mereka untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para pelatih atau seorang tutor (Guru).

Perjuangan yang mereka lalui bahkan sangat menyita waktu serta pikiran, seorang yang menempuh pendidikan dibidang Arsitektur acap kali waktu istirahat mereka sendiri terganggu, ketika pagi hari mereka harus berangkat ke kampus sementara tugas yang diberikan harus segera diselesaikan apabila diberikan tugas oleh gurunya. Hal yang sama berlaku pada seseorang sarjana di Fakultas Teknik Sipil, sama saja nasib mereka dihabiskan hanya untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru mereka, rasa bosan terkadang menghampiri mereka tapi satu hal yang menjadi motivasi besar mereka jika mereka malas mengerjakan tugas-tugas kuliah otomatis harus mengulangi semester dengan pelajaran yang sama tentu lebih membosankan.

Pikiran serta waktu mereka akan sangat tersita ketika sudah menghadapi waktu akhir semester, mereka harus siap berjuang mati-matian demi terselesaikannya tugas akhir, selain mereka harus mencari bahan skripsi di lapangan secara langsung juga harus menentukan materi apa yang perlu mereka ajukan sebagai persyaratan kelulusan mereka. Seorang juru gambar atau arsitek harus menyelesaikan tugas akhir mereka dengan membuat karya design gambar yang benar-benar baru selain membuat gambar mereka juga harus membuat miniatur (Maketing) bentuk bangunan yang sama dengan apa yang tertuang dengan gambar. Memang bukan suatu pekerjaan mudah bagi mereka, waktu dan pikiran harus benar-benar fokus dengan tugas akhir semester, ditambah lagi harus menyusun laporan skripsi.

Tugas akhir seorang di fakultas teknik sipil harus membuat perencanaan yang matang, memerlukan perhitungan analisa yang kompleks, teknik sipil sendiri terbagi menjadi dua cabang keilmuan ada yang mengambil merencanakan bangunan gedung dan ada yang mengambil merencanakan rancangan jalan dan jembatan, masing-masing sudah ditentukan sesuai pilihan sebelum semester akhir sub bidang apa yang akan mereka senangi.

Terlepas dari itu ilmu-ilmu seperti mekanika teknik, mekanika tanah, ilmu pemetaan, ilmu rekayasa konstruksi, ilmu gambar teknik, ilmu anggaran biaya (Bill Of Quantity), ilmu bahan/meterial, dan ilmu-ilmu yang lainnya seperti ilmu umum mereka pelajari pada saat semester sebelumnya.

Kesimpulannya perjuangan dari seorang juru gambar dan seorang teknik tidak semudah yang kebanyakan kita sangka, mereka harus melawan dirinya sendiri untuk tetap konsisten dalam memilih jalan hidup yang mereka pilih, banyak cobaan, rintangan, dan godaan untuk menghentikan langkah-langkah mereka, tetapi kebersamaan yang saling menguatkan diantara mereka menjadi moment-moment perjuangan indah yang akan terkenang sepanjang hayat.

Mental mereka benar-benar diuji serta dilatih untuk memiliki mental baja, tahan banting, pantang menyerah, dan siap menghadapi persoalan serumit apapun. Mereka merupakan calon-calon pasukan pembangunan untuk mewujudkan terciptanya suatu pembangunan nasional maupun internasional yang menangani berbagai bidang keahlian mereka masing-masing dalam dunia konstruksi.Mereka sadar bahwa dunia yang akan mereka hadapi memerlukan perhitungan dan pertimbangan matang, serta memiliki resiko besar yang harus dipikul karena mereka bukan hanya memperhatikan nyawanya sendiri dalam mewujudkan suatu pembangunan konstruksi namun juga mewujudkan suatu kenyamanan dan keselamatan bagi manusia lainnya.

"Jika membangun hanya sekedar membangun semut, lebah dan laba-laba juga membangun. Semut, lebah, laba-laba membangun untuk melindungi spesiesnya seharusnya manusia juga harus memperhatikan bukan hanya untuk melindungi tapi perlu juga memperhatikan kenyamanan, ekstetika serta kegunaan fungsi bangunan." 


Jika ingin membaca buku Suka Duka Juru Gambar & Pekerja Konstruksi silah Riques melalui email : Bameswara@gmail.com



Notice : Dilarang Mengcopy Paste atau mengutif isi buku, dan seluruh isi buku dilindungi Undang-Undang.

Related Posts:

0 Response to "Cover Design Buku Suka Duka Juru Gambar dan Pekerja Konstruksi"

Post a Comment